13/06/15

Ijazah Palsu dan Pendidikan

Johanes Eka Priyatma

Persoalan maraknya ijazah palsu saat ini sebenarnya mudah kita atasi. Pengguna lulusan dapat meminta keterangan kepada institusi penerbit ijazah tersebut. Demikian pula institusi pendidikan dapat secara proaktif memublikasikan daftar ijazah yang diterbitkan lewat laman mereka. Dalam laman ini masyarakat pengguna lulusan dapat memverifikasi apakah suatu ijazah itu asli atau tidak dengan mencocokkan data penting, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, nomor ijazah, penanda tangan ijazah, serta foto.

Rusak mentalitas bangsa

Akan tetapi, persoalan yang lebih rumit dan merusak mentalitas bangsa adalah praktik penerbitan ijazah tanpa melalui proses pendidikan yang wajar dan memadai. Ijazah model ini tidaklah palsu secara fisik, tetapi palsu secara esensial. Sebab, ijazah adalah tanda kualifikasi pemegangnya dalam menguasai disiplin ilmu tertentu. Ijazah ini kita sebut saja aspal alias asli tetapi esensinya palsu.

Zaini (Kompas, 30/5) menjelaskan, di dalam masyarakat kredensial yang menjunjung tinggi pragmatisme dan formalisme, ijazah aspal punya nilai ekonomis dan simbolis tinggi. Banyak pekerjaan yang gajinya berdasarkan ijazah dan tidak berdasarkan kinerja. Sementara itu, masyarakat sangat menghargai orang yang punya ijazah dengan gelar akademik tinggi meskipun orang tersebut tidak punya sumbangan gagasan ataupun karya ilmiah sama sekali. Dalam kehidupan sosial seperti ini, kehadiran institusi penjual gelar atau ijazah aspal sungguh menjawab kebutuhan riil masyarakat dan tidak melanggar hukum sama sekali.

Realitas ini mendorong masyarakat memburu ijazah dengan segala cara. Yang penting adalah ijazah, sementara proses yang harus dilewati sebisa mungkin diakali supaya lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Apakah nanti ketika ia memegang ijazah akan memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai ijazahnya, ia tak perlu ambil pusing. Toh, masyarakat juga tak menghiraukannya. Itulah mengapa jasa pembuatan skripsi, tesis, bahkan disertasi menjamur. Dalam derajat tertentu, kehadiran bimbingan tes masuk perguruan tinggi (PT) juga menandai fenomena jalan pintas dalam pendidikan ini.

Tentu kehadiran institusi pemberi ijazah aspal merusak semangat dan mentalitas belajar  masyarakat. Ijazah aspal akan memperparah kehidupan bangsa yang telah diwarnai berbagai praktik tak terpuji, seperti pungutan liar, kongkalikong, suap, dan korupsi. Praktik itu menguatkan prinsip jahat bahwa semua dapat dibeli. Jika masuk PT sampai memperoleh gelar dapat dibeli, dapat dibayangkan betapa rusaknya mentalitas kita. Bisa jadi akhirnya juga kita anggap biasa apabila suara rakyat, kebenaran hukum, bahkan relasi antaranak bangsa juga dapat dibeli.

Setidaknya ada dua cara mengikis ijazah aspal. Pertama, masyarakat dan pemerintah harus terus mengupayakan supaya pemberian upah lebih terkait kinerja dan bukan pertama-tama berdasarkan ijazah.  Kedua, pemerintah harus terus menciptakan mekanisme kendali mutu institusi pendidikan yang baik. Mekanisme ini dilakukan untuk melindungi kepentingan masyarakat pengguna lulusan dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.

Selama ini, pemerintah telah meningkatkan kualitas pendidikan lewat dua peran utamanya: fasilitator dan evaluator. Usaha pemerintah menjamin kualitas pendidikan tersebut telah berlangsung dengan gencar selama 20 tahun terakhir. Sebagai evaluator, pemerintah mewajibkan setiap institusi pendidikan mengikuti akreditasi. Namun, masih rendahnya kualitas pendidikan kita dan justru maraknya ijazah aspal sinyal kuat bahwa penjaminan mutu pendidikan lewat proses akreditasi belum berhasil dengan baik.

Kegagalan ini tentu memilukan hati mengingat selain bersifat masif, sistemik, dan terstruktur, proses akreditasi juga menguras dana dan tenaga. Pemerintah sendiri akhirnya kewalahan, setidaknya untuk mengakreditasi program studi, sehingga prosesnya sudah mulai disederhanakan dengan cara tidak perlu melakukan visitasi untuk semua program studi. Hanya program studi yang disinyalir peringkat akreditasinya akan naik atau turun yang dikunjungi. Pemerintah juga mendorong lahirnya Lembaga Akreditasi Mandiri. Kesadaran ini datang sangat terlambat mengingat ratusan doktor dan profesor telah justru disibukkan jadi asesor akreditasi yang harus mengunjungi banyak program studi yang tersebar di seantero Indonesia. Proses akreditasi ini seperti menutup mata terhadap realitas bahwa jumlah karya ilmiah PT kita sangat rendah. Ratusan doktor dan profesor yang susah payah kita hasilkan malah kita sibukkan dengan kegiatan administratif.

Akreditasi disempurnakan

Untuk itu, proses akreditasi harus disempurnakan lewat dua pendekatan. Pertama, terkait paradigma yang digunakan. Kedua, lewat penyederhanaan instrumen dan mekanismenya.

Meski bersifat integratif dengan cara mengevaluasi hampir semua aspek pendidikan, mulai dari masukan, proses, hingga keluaran, proses akreditasi lebih menempatkan kegiatan pendidikan sebagai proses produksi. Padahal, seharusnya institusi pendidikan lebih tepat dimengerti sebagai entitas  pengasuhan dan untuk itulah semua institusi pendidikan pada esensinya adalah almamater atau ibu asuh bagi alumninya.

Oleh karena itu, mengandaikan bahwa kualitas output/outcome pendidikan sepenuhnya bergantung pada ketersediaan bahan, perangkat, dan proses produksi yang baik tidaklah tepat. Hal ini karena kegiatan pendidikan pertama-tama menyangkut proses interaksi antarmanusia.

Sebagai insan yang mempunyai kehendak bebas, pertumbuhan dan kinerja seorang manusia tidak dapat sepenuhnya terprediksi lewat proses baku tertentu. Perkembangannya lebih terkait dengan perkara kualitas komunikasi  dan bukan perkara aturan dan proses baku. Lebih-lebih harus kita sadari bahwa aturan dan proses baku dapat dengan mudah kita buat atau sediakan hanya semata untuk kepentingan akreditasi.

Menempatkan institusi pendidikan sebagai almamater ataupun sebagai taman membawa konsekuensi bahwa kualitas bukan perkara pemenuhan standar input dan proses formal, tetapi lebih perkara tumbuhnya semangat dan antusiasme belajar serta berkarya. Sayangnya, tidak ada proses baku bagi terwujudnya semangat dan antusiasme ini selain terjadinya komunikasi hangat dan jujur, penghargaan atas keunikan individu, serta adanya kebebasan untuk berkreasi dan berekspresi. Ini menjadi pekerjaan rumah kita semua untuk menemukan instrumen penilaian akreditasi yang lebih sesuai dengan esensi kegiatan pendidikan, yakni pengasuhan.

Sementara itu, penyederhanaan proses akreditasi paling baik dilakukan dengan meminimalkan jumlah dan jenis instrumen. Sebaiknya instrumen penilaian hanya menyangkut output atau outcome pokok kegiatan pendidikan dan tidak perlu mencakup hal yang bersifat administratif. Ini kita lakukan supaya sumber daya akademik bisa fokus pada kegiatan ilmiah serta pembelajaran yang produktif dan kreatif. Dengan demikian, kegiatan pendidikan dapat kembali ke bentuk aslinya sebagai scholae, yakni aktivitas yang menggairahkan di waktu senggang. Dalam iklim pendidikan seperti ini, semoga ijazah aspal akan kehilangan relevansinya.

Johanes Eka Priyatma; Rektor Universitas Sanata Dharma

1 komentar:

  1. ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 2.000.000
    • SMA = Rp. 3.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    BalasHapus